Perang Israel Hamas masih belum usai. Israel menyerang Gaza dengan gempuran serangan udara yang intensif pada Selasa, 18 Maret 2025. Dampak dari serangan tersebut merusak infrastruktur daerah setempat. gencatan senjata Selama kurang lebih dua bulan tanpa dengan resmi mengumumkan penutupan perjanjian tersebut. tersebut dengan Hamas pada Januari.
Dilansir Reuters , kekerasan tersebut mengancam akan memperbarui perang skala penuh antara Israel dan Hamas yang meletus ketika militan Palestina menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Serangang yang menurut perhitungan Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang.
Israel meresponsnya dengan melancarkan operasi militer yang mencakup lebih dari 48.000 serangan atau tindakan. warga Palestina Telah tewas, sesuai dengan keterangan dari dokter forensik di Gaza. Ribu orang lainnya diprediksikan tertimbun dan masih belum ditemukan di bawah sisa-sisa bangunan yang roboh.
Berikut ini adalah lini masa dari perang tersebut:
2023
7 Oktober - Sekelompok militan yang dikendalikan oleh Hamas melakukan serbuan ke wilayah selatan Israel dari Gaza dan kemudian beraksi di antar warga sipil. Sebagai tanggapan, pasukan militer melancarkan serangan udara balas dendam terhadap mereka. Gaza Dimulai seiring dengan serangan penuh.
8 Oktober - Hizbullah dari Lebanon melancarkan serangan ke arah Israel dan menyatakan tujuan mereka adalah untuk membantu rakyat Palestina di Gaza, hal ini kemudian memicu konflik yang terus-menerus.
13 Oktober - Israel menginstruksikan warga di Kota Gaza berpindah ke wilayah selatan, memulai tahap yang akan mengevakuasi sebagian besar penduduk dari Wilayat Gaza.
19 Oktober - Kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat menghalangi peluru kendali serta drone yang dilepaskan dari Yaman menuju Israel. Grup Houthi di Yaman yang dibantu oleh Iran tetap menyerang Israel beserta lalu lintas maritim di Laut Merah.
21 Oktober - Kendaraan pengangkut bantuan diperbolehkan melalui titik crossing perbatasan Rafah yang ada di Mesir menuju ke wilayah Gaza, tempat persediaan makanan, air, obat-obatan, serta bahan bakar sudah sangat menipis. Dalam beberapa bulan setelah itu, situasi kemanusiaan terus memburuk dan organisasi-organisasi penyediain bantuan bersama dengan pihak-pihak pemerintah Eropa menyuarakan perlunya upaya tambahan dari sisi Israel agar bisa membuka jalan bagi kedatangan pasokan bantuan tersebut.
27 Oktober - Israel memulai sergapan militer darat ke wilayah Gaza.
15 November - Tentara Israel masuk ke rumah sakit terbesar di Gaza, Rumah Sakit Al-Shifa, setelah diberlakukan blokade selama beberapa hari. Beberapa pekan lagi, semua fasilitas kesehatan yang menangani wilayah utara Gaza akan mengalami pemutusan layanan.
21 November - Israel dan Hamas menyatakan ada jeda militer berlangsung selama tujuh hari dan melepaskan kira-kira separuh dari tawanan mereka, tetapi pertempuran kemudian dilanjutkan lagi pada tanggal 1 Desember.
4 Desember - Tentara Israel melakukan serangan darat masif pertamanya ke wilayah selatan Gaza dengan tujuan mencapai Kota Khan Younis.
2024
Dimulai pada tanggal 1 Januari -- Israel menyatakan niatnya untuk mengambil langkah penarikan dari wilayah utara Jalur Gaza, tetapi beberapa bulan setelah itu, mereka berperang lagi melawan kelompok militan di area tersebut.
26 Januari - Majelis Hakim Internasional di Den Haag menginstruksikan Israel agar mencegah terjadinya genoside.
29 Februari - Lebih dari seratus orang sipil di Gaza tewas ketika mereka mengantre untuk mendapatkan bantuan di depan pasukan Israel yang menembakkan senjata, menjadikannya salah satu kejadian paling kelam sejak dimulainya konflik tersebut.
1 April - Kedubes Iran di Damaskus mengalami serangan udara yang diyakin berasal dari Israel, menyebabkan korban luka-luka di kalangan perwira militer. Dua pekan setelahnya, Teheran membalas dengan meluncurkan lebih dari ratusan rudal serta drone tanpa awak menuju wilayah Israel.
6 Mei - Hamas menyampaikan bahwa pihaknya sudah mendapatkan tawaran gencatan senjata, tetapi Israel membalas dengan mengungkapkan ketidaktujuan terhadap dokumen itu. Sementara itu, Israel memberi pesan kepada penduduk Palestina agar meninggalkan area tertentu di Rafah karena pasukan negara tersebut telah merebut wilayah transit yang berada di tepi batas Gaza-Mesir.
23 Juni - Netanyahu menyebutkan bahwa tahap peperangan intensif menentang Hamas bakal cepat usai, tetapi konflik itu tak akan berhenti sampai Hamas kehilangan kontrol atas wilayah tersebut. Perlawanan masih berlangsung di keseluruhan Gaza dalam jangka waktu beberapa bulan.
25 Juni - Organisasi pemantauan kelaparan global, IPC, menyebutkan bahwa Gaza tetap berada di bawah ancaman kekurangan makanan yang serius.
2 Juli - Israel menyatakan adanya instruksi pengosongan terbaru untuk daerah selatan seperti Kota Khan Younis dan Rafah.
27 Juli - Sebuah rudal dari Hezbollah menghentikan nyawa 12 anak dan remaja di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel, hal ini memicu janji balas dari pihak Israel.
1 Agustus - Tentara Israel menyebutkan bahwa mereka sudah menghabisi Mohammad Deif, komandan militer Hamas, melalui serangan udara yang terjadi tanggal 13 Juli. Pihak Hamas belum memberikan konfirmasi maupun penyangkalan tentang kematiannya. Sementara itu, para petinggi Palestina menduga bahwa insiden ini merenggut nyawa sebanyak 90 individu.
23 Agustus - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kasus polio pertama yang dikonfirmasi di Gaza dalam 25 tahun terakhir telah melumpuhkan seorang bayi.
17 September - Israel menghancurkan ribuan perangkat komunikasi pager milik Hizbullah di Lebanon, menyebabkan luka pada ratusan anggota mereka.
28 September - Serangan udara yang dilancarkan Israel ke Beirut mengakibatkan kematian pimpinan Hizbollah, Hassan Nasrallah.
5 Oktober - Tentara Israel menggelar operasi militer di wilayah utara Gaza dengan fokus terhadap kamp pengungsian Jabalia serta kota Beit Hanoun dan Beit Lahiya. Operasi tersebut berlangsung sampai tahun 2025. Banyak area disekitar lokasi dikosongkan dari penduduk dan direhabilitasi ulang.
16 Oktober - Israel mengakhiri nyawa pemimpin Hamas Yahya Sinwar saat terjadi pertukaran tembakan di Rafah.
21 November - Pengadilan Kriminal Internasional telah menerbitkan warrant penangkapan bagi Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, serta pimpinan Hamas yang bernama Ibrahim Al-Masri (juga disebut Mohammad Deif) karena diduga melakukan pelanggaran perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
27 November - Israel dan Hizbullah menyetujui traktat damai di Lebanon pada hari yang sama ketika pemberontak di Suriah memulai serangan besar yang berpotensi menjungkal kekuasaan Presiden Bashar al-Assad, pendukung utama dari Hizbullah serta Iran.
2 Desember - Presiden terpilih AS Donald Trump menyatakan bahwa akan ada "konsekuensi tertentu" di wilayah Timur Tengah apabila tahanan di Gaza belum dilepas sebelum upacara pelantikan pada tanggal 20 Januari. Ia kembali menegaskan hal ini pada tanggal 16 Desember serta ulang lagi pada 7 Januari dengan menggunakan nada serupa.
2025
15 Januari - Negosiator berhasil mencapai suatu perjanjian gencatan senjata di Gaza yang telah berlangsung selama 15 bulan. Perjanjian bertahap tersebut bakal meliputi pemelelawanan terhadap penyanderaan serta pelepasan tahanan, sekaligus penangguhan diskusi tentang masa depan Gaza hingga fase truk-trandaian mendatang.
19 Januari - Hamas melepaskan beberapa tawanan pertamanya sesuai dengan pemberlakukan traktat penahanan permusuhan. Pasukan dari Hamas membawa para tawan itu dalam sebuah parade ketika dilepaskannya mereka untuk menunjukkan kekuatan mereka.
10 Februari - Hamas memperingatkan bahwa mereka mungkin berhenti melepaskan tawanan akibat tuduhan timbal balik yang dilontarkan oleh kedua kubu terkait pelanggaran cease-fire.
1 Maret - Gencatan senjata fase satu ditutup tanpa ada keputusan tentang fase dua. Pihak Israel menyampaikan bahwa masa gencatan pertama itu sebaiknya diperpanjang bersamaan dengan penebusan sandera tambahan. Sementara itu, Hamas menekankan agar kesepakatan awal dijalani terlebih dahulu dan melanjutkannya menuju pembicaraan pada fase selanjutnya. Di sisi lain, Israel memblokir dukungan untuk wilayah Gaza guna menjadi strategi dalam memberikan tekanan.
18 Maret - Israel menyatakan bahwa mereka siap menggunakan segala daya untuk melepaskan para tawanan yang masih berada di Gaza dan terus menerus melakukan serangan udara bertubi-tubi di wilayah tersebut. Menurut sumber-sumber kesehatan Palestina, upaya militer ini sudah merenggut nyawa puluhan hingga ratusan jiwa.